SANTUNAN AKBAR MEMPERINGATI TAHUN BARU ISLAM 1445 H DAN LEBARAN YATIM

Tahun Hijriyah dihitung dari ketika  Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang sebelumnya bernama “Yastrib”. Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena proses hijrah nabi sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Muharram, sesaat setelah nabi dibaiat di akhir bulan Dzulhijjah.

Penetapan bulan Muharram sebagai bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah ditetapkan oleh Umar bin Khattab yang merupakan khalifah kedua sesudah Abu Bakar. Penetapan ini selanjutnya dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

Pada masa Kekhalifahan Umar inilah para sahabat sepakat untuk menggunakan hijrah Nabi Muhammad sebagai titik awal era Islam. Dengan menetapkan hijrah sebagai titik awal, umat Muslim memiliki fondasi yang kuat untuk mengukur waktu dan mengidentifikasi diri mereka sebagai umat Islam.

Dengan demikian, kalender Islam bukan hanya sekadar alat pengukur waktu, tetapi juga lambang identitas dan warisan umat Muslim. Para sahabat Nabi telah memahami pentingnya menjaga ketertiban dan konsistensi dalam penggunaan kalender ini, sehingga memastikan bahwa perintah Allah dan Rasul-Nya tetap terjaga.

Tanggal 10 Muharram atau hari Asyura ternyata lebih dikenal dengan hari rayanya anak yatim. Lantas, mengapa 10 Muharram atau hari Asyura ini disebut hari anak yatim?

Salah satu anjuran amalan yang bisa dikerjakan dalam hari Asyura atau tanggal 10 Muharram adalah mengusap kepala anak yatim. Namun, tentu tak hanya mengusap kepalanya saja tetapi juga diiringi dengan tindakan yang dapat menyenangkan hati anak yatim tersebut. Oleh karena itulah, momentum 10 Muharram ini dijadikan sebagai ajang umat Muslim menyantuni anak yatim.

Alhamdulillah bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah Allah berikan untuk kita semua . Acara Santunan Akbar Memperingati  Tahun Baru Islam 1445 H dan Lebaran Yatim bersama adik-adik yatim telah terlaksana dengan penuh kebahagian.

Acara yang di laksanakan bertempat di Aula Yayasan Cahaya Madani Indonesia diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan juga sholawat, sambutan-sambutan, di isi dengan dongeng dan sulap dari Mas Jabrik dan diakhiri dengan pemberian santunan kepada adik- adik yatim.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top